Menurut riset ahli kesehatan, ada tiga penyebab penyakit tulang skoliosis yang paling umum terjadi. Diperkirakan 65% dari kasus skoliosis adalah idiopatik, sekitar 15% adalah bawaan dan sekitar 10% adalah akibat penyakit neuromuskular. Mungkin skoliosis idiopatik dan bawaan bukan hal yang asing lagi bagi kita. Namun bagaimanakah dengan kondisi Neuromuskular yang menyumbang 10% prosentase skoliosis ini?
Skoliosis neuromuskular adalah suatu kondisi yang mempengaruhi anak-anak dengan gangguan neuromuskuler dan ditandai oleh adanya satu atau lebih kelengkungan lateral abnormal dari tulang belakang. Kelengkungan ini menyebabkan tulang belakang menekuk ke kiri atau kanan, dalam bentuk S atau C sekaligus. Hal ini dapat terjadi ketika cakram tulang belakang dan tulang pecah atau memburuk di masa dewasa.
Skoliosis neuromuskular ini juga dapat terjadi karena penyakit tertentu, seperti cerebral palsy, menyebabkan otot-otot yang mendukung tulang belakang atau menarik tulang belakang secara tidak merata. Meski jarang, tapi kondisi neuromuskular ini telah menyumbang hampir 10% penyebab penyakit tulang skoliosis. Dan ironisnya lagi, neuromuskular ini adalah yang paling parah dalam menciptakan kelengkungan karena punggung akan melengkung ke kiri dan kekanan sekaligus.
Pengobatan skoliosis neuromuskuler harus individual. Bracing dapat memberikan dukungan pada tulang dalam posisi duduk, tetapi biasanya tidak efektif dalam menghentikan perkembangan kurva dari waktu ke waktu. Penggunaan kursi roda yang khusus untuk penderita skoliosis dan bedah juga disarankan. Namun Anda juga bisa mencoba metode terapi alami seperti teknik Kiroipraksi dari Rumah Terapi Mahabbah di Bandung ini.
Metode PTB (Pijat Tulang Belakang) dari Rumah Terapi Mahabbah ini sebenarnya cocok untuk segala jenis penyebab penyakit tulang skoliosis termasuk yang dikarenakan oleh kondisi neuromuskular ini. Teknik pijat dan tekan baik dengan alat atau tangan akan membantu mengurangi bentuk ekstrik dari neuromuskular skoliosis ini. Dengan terapi PTB (Pijat Tulang Belakang) rutin, Anda bisa menghindari resiko pemasangan braces atau bahkan operasi.