Jumlah Masyarakat Skoliosis Indonesia Belum Diketahui Sampai Sekarang

Banyak orang yang tidak menyadari bahwa ia menderita kelainan tulang belakang, atau disebut skoliosis. Mereka baru menyadarinya saat derajat kemiringan tulang belakang yang terjadi sudah semakin besar. Padahal, pada kondisi tersebut, bahayanya juga akan semakin banyak, termasuk dapat mengganggu fungsi sejumlah organ vital. Makanya, tidak heran jika hingga saat ini tidak diketahui secara pasti jumlah masyarakat skoliosis Indonesia, atau penderita skoliosis di Indonesia.

Meski begitu, The National Scoliosis Foundation USA menyebut kasus skoliosis ditemukan pada 4,5 persen populasi umum. Masalah kelainan tulang belakang ini lebih sering terjadi pada kaum wanita daripada kaum pria, dimana sekitar 4-5 persendari seluruh populasi wanita di dunia mengalaminya. Perbandingannya dengan kasus skoliosis pada pria adalah 1:9. Sekitar 80 persen kasus skoliosis adalah idiopatik, atau tidak diketahui penyebabnya, namun biasa muncul pada umur 10-11 tahun.

Menurut laporan lainnya, skoliosis idiopatik dengan kemiringan lebih dari 10 derajat diketahui memiliki prevalensi 0,5-3 per 100 anak dan remaja. Sedangkan pada kemiringan lebih dari 30 derajat memiliki prevalensi 1,5-3 per 1000 penduduk. Kasus skoliosis idiopatik ini paling banyak ditemukandi Eropa daripada Amerika Utara. Meksi begitu, bukan berarti jumlah masyarakat skoliosis Indonesia tidak banyak, karena sampai sekarang jumlah pastinya belum diketahui secara tepat.

Jika Anda atau keluarga mengalami masalah skoliosis ini, maka sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter atau fisioterapis. Pasalnya, resiko terkena skoliosis ini akan meningkat sebanyak 20 persen. Orang yang bertubuh kurus hingga anak muda yang sehat sekalipun bisa terkena masalah kelainan tulang belakang ini. Untuk pengobatannya, bisa dengan melakukan terapi PTB Pijat Tulang Belakang. Bagi masyarakat skoliosis Indonesia, Rumah Terapi Mahabbah di Bandung bisa jadi salah satu solusi.

Leave a Comment