Secara prinsip, anak-anak memang tidak seharusnya mengalami sakit punggung. Namun, pada kenyataannya, ternyata tidak hanya orang-orang yang tua saja yang bisa terkena masalah kelainan tulang belakang atau skoliosis. Salah satu laporan menyebut kasus skoliosis pada anak-anak yang berumur 10-14 tahun mencapai 4 persen dari jumlah keseluruhan di dunia. Oleh karena itu, kasus skoliosis ini tidak bisa dianggap remeh, karena bisa menyerang siapa saja, baik tua maupun muda.
Kebanyakan kasus skoliosis pada anak memang dialami oleh anak-anak dengan penyakit tertentu. Meski begitu, anak-anak yang sehat atau tanpa kelainan lain sekalipun juga tidak sedikit yang menderita masalah kelainan tulang belakang ini. Secara umum, anak perempuan memiliki resiko terkena skoliosis dua kali lebih banyak dibandingkan dengan anak laki-laki, jumlahnya diperkirakan mencapai 40-60 persen. Pasalnya, tulang belakang yang dimiliki perempuan jauh lebih lemah.
Data lainnya melaporkan, sekitar 80 persen kasus skoliosis yang terjadi adalah skoliosis idiopatik yang tidak diketahui penyebabnya. Jenis skoliosis dengan tingkat memiringan lengkungan yang terjadi pada tulang belakang mencapai lebih dari 10 derajat ini memiliki prevalensi 0,5-3 per 100 anak dan remaja. Makanya, jika anak-anak Anda merasakan sakit yang berulang pada punggung, segeralah lakukan pemeriksaan secara menyeluruh secara medis pada dokter atau fisioterapis.
Untuk proses pengobatan skoliosis pada anak ini sendiri, jika kasus yang terjadi masih pada tahap yang ringan, bisa hanya dengan melakukan terapi khusus untuk memperbaiki posisi tulang belakang. Terapi tersebut adalah PTB (Pijat Tulang Belakang), atau biasa disebut terapi PTB Pijat Tulang Belakang, yang sudah diakui secara medis dan aman dilakukan. Layanan terapi PTB Pijat Tulang Belakang ini juga tidak hanya ada di rumah sakit, tetapi juga bisa ditemukan di banyak klinik kesehatan, seperti di Rumah Terapi Mahabbah di Bandung.